Sajak Senandung Kabut
Pernah kita menjejak
di tanah basah bekas api unggun semalam
Bara pun masih merah
Berasap dan berbau bunga pemujaan
Kulihat kunang-kunang terbang menjauh
Lampu kecil mengikuti arah pergi
Diantara hutan yang berbaris,
kusapa sisa-sisa kenangan dalam kabut
Tolong bisikkan rayuanku pada awan yang menggumpal
Seperti pagi,
ada kenaifan di pucuk gunung berkabut,
yang masih meminta sambutan,
dalam belaian lembutnya,
menyisir helai legamku lewat jemari
Kabutku ...
Sampaikan salamku pada latar puncak-puncak gunung
Pada deras jatuhnya jutaan kubik air tepi sungai
Dan pada angin lembah yang berhembus hangat
Sampaikan sapaan lembut untuk seseorang itu, yang semoga saja digemakan tebing-tebing di ketinggian ribuan kaki sana.
Nb: kolaborasi puisi aku & Oyah
Especially for you
di tanah basah bekas api unggun semalam
Bara pun masih merah
Berasap dan berbau bunga pemujaan
Kulihat kunang-kunang terbang menjauh
Lampu kecil mengikuti arah pergi
Diantara hutan yang berbaris,
kusapa sisa-sisa kenangan dalam kabut
Tolong bisikkan rayuanku pada awan yang menggumpal
Seperti pagi,
ada kenaifan di pucuk gunung berkabut,
yang masih meminta sambutan,
dalam belaian lembutnya,
menyisir helai legamku lewat jemari
Kabutku ...
Sampaikan salamku pada latar puncak-puncak gunung
Pada deras jatuhnya jutaan kubik air tepi sungai
Dan pada angin lembah yang berhembus hangat
Sampaikan sapaan lembut untuk seseorang itu, yang semoga saja digemakan tebing-tebing di ketinggian ribuan kaki sana.
Nb: kolaborasi puisi aku & Oyah
Especially for you
0 komentar: